Pasukan Israel membunuh seorang remaja di sebuah rumah sakit dan
berperilaku menodai sebuah masjid di Kota Jenin, Tepi Barat, dalam
penyerbuan yang menurut pihak berwenang Palestina pada Kamis (14/12)
menewaskan 12 orang.
Sedangkan menurut pihak Israel, penyerbuan itu membantu menangkap puluhan
warga militan.
Pemerintah Palestina mengkritik operasi di Jenin itu sebagai "eskalasi
berbahaya" dan dalam sebuah pernyataan mengatakan penodaan masjid oleh
beberapa tentara Israel bakal memicu ketegangan agama. Tentara Israel
mengatakan akan mendisiplinkan tentaranya.
Palestina memandang Tepi Barat sebagai pusat negara merdeka di masa
depan.
Sekutu-sekutu Israel, yang mendukung perang melawan Hamas di Gaza,
telah mendesak agar Israel menahan diri, termasuk menghukum para pemukim
Israel di Tepi Barat yang dituduh melakukan serangan bersenjata terhadap
warga Palestina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah secara besar-besaran memperluas
permukiman di Tepi Barat hingga menyisakan lebih sedikit wilayah bagi negara
Palestina yang layak huni.
Pertumpahan darah yang mematikan telah memburuk di Tepi Barat, bahkan
sebelum serangan Hamas dari Gaza terhadap Israel pada 7
Oktober.
Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 warga Israel dan memicu Israel
melancarkan gempuran hingga telah menewaskan hampir 19.000 warga Palestina
di Gaza.
Sementara itu dalam dua bulan sejak 7 Oktober, Israel telah membunuh
sedikitnya 287 warga Palestina di Tepi Barat.
Militer Israel, yang mengatakan pihaknya telah meningkatkan operasi
terhadap kelompok militan Palestina di Tepi Barat, membenarkan bahwa mereka
telah membunuh "lebih dari 10" orang, yang mereka sebut teroris, dalam
penggerebekan di Jenin.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan pesawat Israel membunuh
beberapa orang yang dituding menyerang pasukan keamanan. Pernyataan itu
menyebutkan pula bahwa, pada Kamis malam, operasi keamanan tersebut telah
selesai.
Para saksi mata di Jenin menggambarkan orang-orang bersenjata saling baku
tembak dengan tentara dan meledakkan alat peledak rakitan. Buldoser tentara
merusak jalan-jalan dan pipa air, kata sejumlah warga.
Dalam pernyataan, militer berdalih bahwa tentaranya membongkar
laboratorium bom dan terowongan bawah tanah dalam operasi kontraterorisme
yang dimulai pada 12 Desember di Jenin, yang disebut basis kelompok
militan Palestina.
Menodai Masjid
Gambar yang beredar di media sosial dan sudah diverifikasi oleh Reuters
menunjukkan sejumlah tentara Israel di dalam masjid di Jenin menggunakan
mikrofon untuk membacakan doa Yahudi, seperti dalam azan.
Kementerian luar negeri Palestina mengecam apa yang disebutnya sebagai
penghinaan terhadap tempat suci agama.
Ketika ditanya tentang kejadian tersebut, tentara Israel mengatakan kepada
wartawan bahwa tentara-tentara tersebut segera dikeluarkan dari aktivitas
operasional.
"Perilaku tentara dalam video tersebut serius dan sangat bertentangan
dengan nilai-nilai IDF. Para prajurit akan didisiplinkan sebagaimana
mestinya," ucap pihak militer Israel.
Sementara itu, tentara yang menyerbu kompleks rumah sakit Khalil Suleiman
di luar kamp pengungsi Jenin membunuh seorang remaja tak bersenjata di sana,
menurut badan amal medis Doctors Without Borders (MSF).
Tentara menembak dada remaja berusia 17 tahun itu, kata kementerian
kesehatan Palestina.
Selama penyerbuan, Israel menghadang ambulans yang bermaksud memasuki kamp
dengan mengangkut pasien yang sakit parah, menurut Mahmoud Al-Saadi,
direktur Bulan Sabit Merah Palestina di kota utara Tepi Barat.
"Tentara tidak mengizinkan kami masuk," katanya.
Ia menambahkan akses ambulans tetap dihambat meski ada upaya untuk
berkoordinasi dengan Palang Merah Internasional dan badan bantuan Palestina
PBB, dan menceritakan bahwa tentara-tentara Israel juga ditempatkan di luar
rumah sakit.
Pihak militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar mengenai laporan
penembakan tentara dan penghadangan ambulans.
Seorang warga, Alaa Al Sadi, yang tinggal di kamp Jenin, mengatakan tentara
yang datang ke rumahnya untuk mencari senjata menghancurkan televisi
miliknya.
Setelah itu, ujar Al Sadi, tentara Israel membawanya dengan mata tertutup
ke dalam tahanan di kompleks tentara di luar kota selama sekitar 14 jam,
bersama dengan ratusan orang lainnya.
Para tentara tidak menemukan senjata tetapi menghancurkan rumah keluarganya
dan menuduhnya sebagai anggota Hamas.
Al Sadi menuturkan selama wawancara bahwa ia diminta tentara
Israel meninggalkan Tepi Barat dan pindah ke Lebanon atau Suriah. Ia
juga membantah punya hubungan dengan kelompok militan Islam yang
berbasis di Gaza.
Militer Israel tidak menanggapi permintaan komentar mengenai pernyataan
Alaa Al Sadi tersebut.
Copas dari
https://www.antaranews.com/berita/3872895/pasukan-israel-bunuh-12-warga-palestina-nodai-masjid-di-tepi-barat?utm_source=antaranews&utm_medium=desktop&utm_campaign=editor_picks
No comments:
Post a Comment