Hagari juga mengatakan bahwa telah ditemukan bukti yang "menunjukkan tanpa
keraguan bahwa Hamas mengoperasikan pusat komando militer di dalam (rumah
sakit itu)."
Namun, rekaman video dan foto yang dirilis oleh IDF di platform media
sosial X hanya menunjukkan beberapa senjata dan amunisi, dengan bukti
terbatas yang menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut merupakan markas
militer, bertentangan dengan klaim yang berulang kali dilontarkan oleh
Israel.
Foto-foto temuan tersebut menunjukkan senapan dan selongsong peluru, rompi
dan seragam, sepatu, serta ikat kepala berwarna hijau yang diyakini
digunakan oleh sayap militer Hamas.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh IDF, juru bicaranya Jonathan Conricus
mengunjungi unit MRI di rumah sakit tersebut, memperlihatkan apa yang
diklaimnya sebagai peralatan militer yang ditemukan di sana, serta sebuah
laptop yang menurutnya memberikan "banyak bukti yang memberatkan."
Video itu juga memperlihatkan kerusakan pada gedung rumah sakit, termasuk
pintu yang hancur total.
Sebagai respons, Hamas mengatakan bahwa pernyataan tentara Israel mengenai
senjata-senjata yang ditemukan di Kompleks Medis Al-Shifa adalah "sebuah
kebohongan terang-terangan yang digunakan untuk menjustifikasi kejahatannya
yang bertujuan untuk menghancurkan sektor kesehatan di daerah kantong
pesisir tersebut."
Direktur rumah sakit tersebut, Mohammed Abu Selmeia, mengatakan kepada
wartawan bahwa militer Israel pada Rabu malam waktu setempat menarik
pasukannya dari dalam Kompleks Al-Shifa, 16 jam setelah melakukan serangan,
"tetapi tank dan pasukan ditempatkan sepenuhnya di sekitar kompleks."
Sebelumnya pada hari yang sama, Abu Selmeia mengatakan puluhan karyawan
Palestina ditahan oleh pasukan militer Israel yang memasuki rumah sakit
dalam aksi yang diduga merupakan "operasi yang tertarget dan terpusat"
terhadap Hamas.
Saat berbicara di hadapan para tentara di Israel selatan pada Rabu,
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa pasukan
Israel kemungkinan akan memperluas pertempuran di Jalur Gaza dari bagian
utara hingga ke wilayah-wilayah lainnya.
"Mereka meminta kita untuk tidak memasuki Al-Shifa, tetapi kita
memasukinya. Dengan semangat inilah kita sampaikan sesuatu yang sederhana:
Tidak ada tempat di Gaza yang tidak dapat kita jangkau," katanya.
Peringatan tersebut dilontarkan di tengah seruan untuk melakukan gencatan
senjata dari organisasi-organisasi kemanusiaan internasional serta
proposal baru Qatar untuk pembebasan sandera perempuan dan anak-anak,
dengan pembebasan tahanan perempuan dan anak-anak Palestina yang disandera
di Israel sebagai gantinya.
Pada hari yang sama, sekitar 500 kerabat sandera Israel melanjutkan pawai
mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem yang memasuki hari kedua.
Sementara itu, istri Netanyahu, Sara, mendesak agar para sandera yang
ditahan di Gaza segera dibebaskan dan meminta pihak Palang Merah untuk
segera mengunjungi mereka.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed bin Mohammad Al Ansari
pada Rabu mengatakan bahwa terlepas dari upaya Qatar untuk memediasi
pembebasan para sandera, serangan bom dari Israel yang terus berlanjut di
Jalur Gaza mempersulit upaya penyelamatan sandera yang ditahan di
sana.
Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza selama beberapa pekan
terakhir dan mengepung wilayah tersebut sebagai balasan atas serangan
Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober.
Dalam serangan pada 7 Oktober, militan Hamas menyebabkan sekitar 1.200
orang tewas serta menyandera lebih dari 200 orang. Konflik tersebut juga
merenggut nyawa lebih dari 11.500 warga Palestina di Gaza.
Copas dari https://www.antaranews.com/berita/3825954/israel-serang-rs-al-shifa-di-gaza-di-tengah-seruan-gencatan-senjata?utm_source=antaranews&utm_medium=desktop&utm_campaign=terkini
No comments:
Post a Comment