Mantan News -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pabrik Tekstil RI Tumbang Lagi, Lebih 5.000 Orang Korban PHK

Friday, December 29, 2023 | December 29, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-29T08:42:50Z

 

Kabar buruk dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Tanah Air masih terus berlanjut. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sepertinya belum akan berhenti, baik akibat serbuan produk impor yang menggerogoti pasar domestik, maupun dipicu perlambatan ekonomi di pasar-pasar tujuan ekspor utama yang menyebabkan anjloknya permintaan. 

Terbaru, 2 pabrik TPT di Kota Semarang dilaporkan melakukan PHK terhadap ribuan pekerjanya. Dengan begitu, tercatat ada 10 pabrik yang melakukan PHK tahun 2023 ini, menyebabkan total lebih 12.000 karyawan kehilangan pekerjaannya tahun ini. Angka ini hanya mencatat PHK yang dilakukan pabrik beranggotakan serikat pekerja tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN).

"Saat ini sedang ada proses PHK ratusan pekerja pabrik benang dan kain di Kota Semarang. Dia memasok kain dan benang untuk perusahaan garmen yang juga satu grupnya. Perusahaan ini memang sudah melakukan PHK yang berlanjut sampai saat ini terus berjalan. Jadi belum ada angka pastinya," kata Presiden KSPN Ristadi kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/12/2023).

"Lalu ada perusahaan garmen lagi di Kota Semarang juga. Sedang proses negosiasi besaran pesangon. Sekitar 5.000-an pekerja di-PHK," tambahnya. 

Sebelumnya,KSPN mencatat, ada pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Barat dikabarkan tutup pada 2 November 2023 lalu. Sehingga, per November 2023 lalu, jumlah karyawan yang jadi korban PHK di industri TPT nasional sejak awal 2023 menjadi 7.200-an orang oleh 8 perusahaan.

"Ini adalah PHK yang terjadi di bulan Desember ini. Sehingga tahun ini ada 10  perusahaan yang melakukan PHK lebih  12.000 orang pekerja," katanya.

"Namun, kalau ditotal sejak tahun 2022 sampai awal tahun 2023, jumlah PHK di pabrik-pabrik tempat anggota KSPN sudah mencapai 56.976 orang. Ini total 36 perusahaan di Semarang, Pekalongan, Sukoharjo, Magelang, Demak, Karanganyar, provinsi Jawa Barat, dan provinsi Banten. PHK terjadi di pabrik tekstil, garmen, ekspedisi, kulit, mebel, ritel, sepatu, dan sparepart," tukasnya.

Menurut Ristadi, PHK dipicu serbuan produk impor yang menggerus pasar di dalam negeri. Sementara, pabrik berorientasi ekspor terkena efek anjloknya permintaan di tengah tekanan ekonomi global.

"Kami berharap pemerintah concern terhadap sektor TPT, garmen, dan sepatu yang menyerap jutaan lapangan pekerjaan. Ini adalah industri padat karya," sebutnya.

"Pabrik benang dan kain di Semarang yang baru PHK itu memang lokal. Tapi dia memasok untuk pabrik yang ditujukan untuk ekspor yang ordernya juga anjlok. Sementara pabrik garmen itu adalah pemasok untuk brand-brand internasional. Dia orientasi ekspor," ungkapnya.

Karena itu, lanjut Ristadi, di tengah anjloknya ekspor, pabrik garmen tersebut memutuskan pindah atau merelokasi pabriknya dari Kota Semarang.

"Manajemen menyampaikan mereka akan relokasi ke Grobogan (Jawa Tengah). Juga untuk menekan cost produksi. Biasanya ini karena nggak kuat upah minimum dan biaya-biaya tak terduga lainnya," sebut Ristadi.

Dia pun mendesak langkah konkret dan cepat dari pemerintah untuk membantu industri padat karya di dalam negeri, seperti industri TPT.

"Ada 2 upaya penyelamatan industri tekstil yang mendesak dan harus dilakukan pemerintah segera. Yaitu, upaya penyelamatan industri berbasis pasar lokal dan berorientasi ekspor," katanya.

Upaya untuk industri orientasi pasar lokal adalah:

1. Stop impor ilegal dan batasi perjanjian perdagangan
2. Operasi pasar barang ilegal
3. Bantuan modernisasi mesin tekstil
4. Kebijakan perbankan dan pajak yang lunak.

Upaya untuk industri orientasi pasar ekspor adalah:

1. Kebijakan pajak, harga energi, serta perizinan yang murah dan cepat
2. Bantu promosi perluasan pasar tekstil di luar Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Copas dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20231229110915-4-501226/pabrik-tekstil-ri-tumbang-lagi-lebih-5000-orang-korban-phk

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update